𝙏𝒆𝙣𝒕𝙖𝒏𝙜 𝙐𝒋𝙪𝒏𝙜 𝘾𝒆𝙧𝒊𝙩𝒂

𝙏𝒆𝙣𝒕𝙖𝒏𝙜 𝙐𝒋𝙪𝒏𝙜 𝘾𝒆𝙧𝒊𝙩𝒂

Masih tersisa waktu cukup banyak untuk menuju tanggal 6 September. Saat ini jarum jam baru menunjukkan pukul 21.30, jadi masih ada waktu 2 jam lebih untuk menyelesaikan kisah ini, pikir Lanang sambil mulai menyalakan laptop tuanya.

Sambil menunggu laptop itu loading, ia memantikkan korek api dan menyalakan rokok yang sejak tadi sudah terselip di bibirnya.

Tak harus menunggu terlalu lama laptop sudah siap untuk digunakan. Lanang mulai mengetik. Sejenak ia merenung, aku harus memulai dari mana kisah ini, pikirnya.

Kisah yang telah dijalani selama tujuh tahun, rasanya tidak mudah, bahkan mustahil untuk diringkas hanya dengan beberapa ratus kata saja.

Lanang kembali merenung, ia mencoba untuk mengumpulkan semua ingatan, namun justru semua ingatannya itu dengan segar tergambar kembali. Kalau aku mulai dari sini saja, maka ada bagian yang terlewatkan, sementara bagian yang terlewatkan itu merupakan bagian dari bagian ini, ucap batin Lanang lagi.

Aku akan menulis bagian akhir dari kisah itu saja, ucap Lanang menyimpulkan.

Lalu ia mulai menulis.

Pukul 18.02 Wib aku mulai memacu kendaraanku menembus gelapnya malam, menempuh jarak tak kurang dari 300 kilometer menuju arah timur, sebuah kota tempatku tinggal, demi untuk membuat hatinya tenang, demi untuk membulatkan tekadnya agar cerita hidup yang sedang ia jalani kembali normal.

Rasa yang kami miliki bertemu pada waktu dan tempat yang salah. Kami tau, semua orang akan menyalahkan dan mencemooh kami, namun apakah mereka semua akan melakukan hal sebaliknya atau akan melakukan hal yang sama dengan kami?

Terima kasih telah menjadi cinta pertamaku. Terima kasih untuk selalu mendorongku, terima kasih untuk menjauhkanku dari masalah, terima kasih untuk waktu yang digunakan untuk merawatku ketika aku sakit dan depresi.

Untuk pria yang beruntung mendapatkanmu sebagai istri aku harap dia memperlakukanmu dengan baik, aku harap dia tahu siapa yang dia miliki di depannya.

Inti dari semua ini, kamu adalah alasan mengapa aku tahu bagaimana cara untuk mencintai seseorang. Kamu mengajarkan aku cinta, kamu mengajarkan bagaimana cara menghadapi kemarahan, bagaimana cara menghadapi depresiku, dan bagaimana menjalani hidup dengan maksimal dan aku berterima kasih kepadamu. Aku berharap kamu dapat cinta dan kebahagiaan.

Jaga diri baik-baik, terimakasih sudah mengizinkan aku untuk berhenti di stasiun hatimu. Kalau bukan karena pluit kereta sudah dibunyikan, aku masih ingin berada di stasiun hati mu untuk selamanya, sampai ajal menjemput, kata ku dalam hati sambil meninggalkan kotanya.

𝑫𝙚𝒏𝙜𝒂𝙣 𝘼𝒔𝙢𝒂 𝑨𝙡𝒍𝙖𝒉 𝑺𝙪𝒃𝙝𝒂𝙣𝒂 𝑾𝙖 𝙏𝒂'𝒂𝙡𝒂

Y𝐚a R𝐚b𝐛
H𝐚n𝐠a𝐭k𝐚n l𝐚h t𝐮b𝐮h𝐧y𝐚
𝐍y𝐞n𝐲a𝐤k𝐚n l𝐚h t𝐢d𝐮r𝐧y𝐚
𝐇a𝐝i𝐫k𝐚n m𝐢m𝐩i t𝐞r𝐢n𝐝a𝐡 𝐮n𝐭u𝐤n𝐲a
U𝐧t𝐮k m𝐞n𝐲o𝐧g𝐬o𝐧g h𝐚r𝐢 𝐛a𝐡a𝐠i𝐚
𝐒e𝐢r𝐢n𝐠 𝐩e𝐫t𝐚m𝐛a𝐡a𝐧 𝐮s𝐢a𝐧y𝐚

D𝐚n b𝐚n𝐠u𝐧k𝐚n l𝐚h i𝐚 𝐞s𝐨k
D𝐞n𝐠a𝐧 𝐭i𝐝a𝐤 𝐦e𝐧g𝐮r𝐚n𝐠i k𝐞c𝐚n𝐭i𝐤a𝐧
𝐏a𝐝a h𝐚t𝐢n𝐲a
P𝐚d𝐚 𝐫a𝐮t w𝐚j𝐚h𝐧y𝐚
𝐏a𝐝a t𝐮t𝐮r k𝐚t𝐚n𝐲a

𝐒e𝐫t𝐚 𝐭a𝐦b𝐚h𝐤a𝐧l𝐚h d𝐢a n𝐢l𝐚i c𝐢n𝐭a
P𝐚d𝐚 𝐑a𝐛b-n𝐲a
P𝐚d𝐚 𝐤e𝐥u𝐚r𝐠a𝐧y𝐚
𝐏a𝐝a d𝐢r𝐢n𝐲a
J𝐮g𝐚 𝐩a𝐝a𝐤u

(Dari jarak 300 Km dengan Kota mu
6 September 2023, 00.03 WIB)


***

3 Komentar

  1. Sehat dan sukses terus ya mas....*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Terimakasih sdh berkunjung di blog utk membaca 🙏

      Hapus
  2. Sehat selalu pak,teruslah berkarya

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama