π«π€'π πππ£ππ€ππ§ππ‘ πΏππ¨π
Ilustrasi foto: Do'a Pengobral Dosa |
Do'a Pengobral Dosa adalah salah satu lagu karya Iwan Fals yang tidak lahir dari ruang hampa atau dunia fiktif. Lagu tersebut berasal dari jepretan atas kondisi sosial seorang wanita yang menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Mereka memberikan diri kepada tamu-tamu mereka bukan karena cinta.
PSK terdesak oleh tuntutan hidup, oleh keterbatasan kebutuhan untuk melangsungkan hidup. Mereka menjajakan diri karena poverty (kemiskinan), lack of job opportunities (kurangnya kesempatan kerja), insufficient income (tidak memadainya penghasilan), atau low education (rendahnya pengetahuan).
Maka, yang mereka harapkan adalah para tuan berkantong tebal, pelanggan yang memiliki banyak uang. Itulah do'a mereka sebagaimana layaknya para pekerja yang mengharapkan kelimpahan rejeki atau pendapatan. Hati mereka resah menjerit ketika para tamu tak kunjung datang, seperti para petani yang mengharapkan ladang dan sawah mereka diguyur hujan yang tak kunjung turun.
Oleh sebagian besar orang, PSK dinilai sebagai profesi amoral, berlawanan dengan kesucian agama. PSK dianggap sebagai sampah masyarakat.
Pada lagu ini Iwan Fals mengungkapkan bahwa di antara PSK terdapat perempuan-perempuan yang berjuang untuk anak-anak mereka yang tidak jelas rimba ayahnya. Sementara Titiek Puspa pernah mengungkap cerita tersebut pada lagunya yang berjudul Kupu - Kupu Malam. Apakah esok hari anak-anakku dapat makan?.
Pertanyaan ini adalah pertanyaan tentang ketidak pastian apakah esok hari mereka tetap hidup. PSK butuh makan, bukan semata-mata untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk anak-anak mereka.
Mereka berdo'a mengharapkan kehadiran tamu-tamu yang mau menggunakan jasa mereka, yang mau membayar mereka. Oh Tuhan beri setetes rejeki. Hanya setetes, hanya untuk makan, itu do'a mereka, yang berasal dari ketidak berdayaan dan ketulusan hati.
Berikut, lirik dan video lagu Do'a Pengobral Dosa yang direkam oleh seseorang saat aku sedang menyanyikannya. Kala itu..
Di sudut dekat gerbong
Yang tak terpakai
Perempuan bermake up tebal
Dengan rokok di tangan
Menunggu tamunya datang
Terpisah dari ramai
Berteman nyamuk nakal
Dan segumpal harapan
Kapankah datang
Tuan berkantong tebal
Habis berbatang-batang tuan belum datang
Dalam hati resah menjerit bimbang
Apakah esok hari
Anak-anakku dapat makan
Oh Tuhan beri setetes rezeki
Dalam hati yang bimbang berdoa
Beri terang jalan anak hamba
Kabulkanlah Tuhan
Kabulkanlah Tuhan
***
Suka banget π
BalasHapusTerimakasih sudah singgah di blog untuk membaca π
HapusPosting Komentar