π•€π•œπ•™π•π•’π•€

Terjebak macet ketika adzan Maghrib berkumandang saat berkendaraan sekembali dari tempat kerja adalah hal yang lumrah bagi kita yang tinggal di daerah urban atau perkotaan.
 
Seperti yang Iqbal alami kali ini. Karena berbuka puasa harus disegerakan, maka tidak ada pilihan selain kecuali harus membatalkan (berbuka) puasa lebih dulu dengan seteguk air yang tersedia.

Iqbal bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak pada bidang farmasi. Kesibukannya cukup padat karena ia dipercaya menjadi kepala sub pemasaran di perusahaan tersebut, pun karena kota tempatnya bekerja cukup jauh bahkan beda kota dengan tempat tinggalnya, maka keadaan ini terpaksa mengharuskan Iqbal untuk ngekost di kota tempatnya bekerja.

Seperti pada kebiasaan sebelumnya, setiap akhir pekan selepas jam kerja Iqbal selalu pulang ke kota tempat tinggalnya untuk berkumpul dengan istri dan anaknya. Selain untuk melepaskan kangen dan penat setelah sepekan bekerja, saat libur akhir pekan juga digunakan Iqbal untuk bermasyarakat dengan tetangga tempat tinggalnya melalui aktifitas sosial dan keagamaan.

*****

Karena kesibukannya tersebut, ditambah beberapa hal keperluan yang datangnya kadang mendadak menyebabkan Iqbal baru dapat mengerjakan puasa syawal yang telah menjadi kebiasaan tak tertinggalnya, pada minggu-minggu terakhir bulan syawal ini.

Mengutip sebuah hadits tentang puasa Syawal yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjalankan puasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa sunnah enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun." (HR. Muslim)

Hadits tersebut menjadi dasar hukum dianjurkannya puasa Syawal. Puasa ini menjadi salah satu tradisi Rasulullah SAW yang mesti dijaga oleh umatnya karena banyak keutamaan yang terdapat di dalamnya.

Dalam hadits lain juga disebutkan dari imam Ahmad dan an-Nasa'i, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka bagaikan berpuasa selama setahun penuh." (Ibu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka).

Biasanya puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari dilakukan persis setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu mulai 2-7 Syawal. Namun, bagi umat Islam yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.

*****

Iqbal melirik jam tangannya, waktu maghrib sudah hampir dipenghujung akhir, sementara perjalanan pulangnya masih harus ia tempuh beberapa jam lagi, namun ia belum juga bisa keluar dari jebakan macet. Kemacetan seperti ini memang sudah hal yang sangat lumrah, terlebih ini adalah hari akhir pekan.

Ilustrasi jalanan macet (Sumber foto: Liputan6.com)

Sambil perlahan mengarahkan mobilnya pada lajur kiri, Iqbal berdo'a dalam hati, semoga segera mendapatkan rumah atau warung makan untuk beristirahat, makan, sekaligus menumpang tempat untuk sholat maghrib.

Beberapa lama kemudian Iqbal berhasil keluar dari jebakan macet dan dapat mengambil lajur kiri. Iqbal terus mengarahkan mobilnya secara perlahan kedepan sambil mengawasi beberapa tempat terutama rumah atau warung makan.

Tiba-tiba telephone milik Iqbal berdering, sesaat Iqbal meliriknya, dari istrinya.

"Assalamu'alaikuuum," sapa Iqbal

"Wa'alaikumsalaam," sahut sebuah suara yang sangat familier ditelinga Iqbal.

"Akang sudah dimana? Sudah berbuka puasa? Sudah sholat?" tanya istrinya.

"Kejebak macet neng, ini akang lagi mau menepi cari tempat makan sekalian numpang tempat untuk sholat," lanjut Iqbal menjawab pertanyaan istrinya tadi.

Tak lama berselang setelah Iqbal menutup telephonenya, ia melihat ada warung makan. Kemudian Iqbal menepikan mobilnya di warung makan tersebut. Warung Makan Ibu Kondè, demikian tulisan yang terpampang didepan rumah makan itu.

Iqbal memarkirkan mobilnya, lalu ia turun dan berjalan menuju warung tersebut. Tampak pengunjung warung makan Ibu Kondè itu cukup ramai. Iqbal lalu bergegas menuju musholla yang tersedia di warung makan tersebut untuk melakukan sholat maghrib.

Selesai melaksanakan sholat maghrib, kemudian Iqbal mengambil tempat duduk yang kosong, lalu membaca menu makanan yang ada dimeja tempatnya duduk.

Warung makan Ibu Kondè ini menawarkan menu makanan super lengkap. Ada tertulis:

Sate, gule, tongseng, pecel, soto, ikan bakar, pindang baung, iga bakar, rawon, oseng, sambel trasi, nasi urap, mie kuah, mie goreng, tempe penyet, tahu penyet, es teh, teh panas, susu panas, jeruk panas, jahe, bandrek, aneka juice, kopi susu, susu coklat.

Ilustrasi warung makan (Sumber foto: KosNgosan.co)

Iqbal mencari menu buka puasa yang sehat dan yang praktis agar tak hanya sekadar kenyang, tapi juga bisa menggantikan energi yang hilang seharian setelah puasa, apalagi perjalanan pulang menuju rumahnya masih memerlukan waktu tempuh beberapa jam lagi.

Kemudian Iqbal memanggil pramusaji warung makan tersebut untuk memesan makanan. Pilihannya adalah Ayam Penyet plus Sayur Asam dan Sambal Terasi.

Namun yang terjadi:

"Habis Mas"

Lalu Iqbal mengganti dengan menu yang lain.

"Ini?"

"Habis juga."

Iqbal sedikit mengerutkan keningnya.

"Kalo Ini?"

"Juga habis."

"Terus?"

"Tinggal nasi kuah pake tempe dan kopi pait saja Mas."

"Tapi sambel ada kan?"

"Sama mas, habis."

Iqbal pasrah. Dengan melafadzkan bismillah, ia mulai menyantap nasi kuah pake tempe itu, sambil hatinya berdoa: "Yaa rab, hari ini hamba menyelesaikan puasa syawal hamba, rezeki yang Engkau berikan hari ini tetap hamba syukuri dengan ikhlas." [Prie]

*****

8 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama