Fashion kini bukan hanya milik orang dewasa saja dan tidak hanya orang dewasa yang bisa tampil bergaya, anak kecil pun kini bisa tampil fashionable.
Siapa yang tak senang memiliki buah hati yang super imut, berani dan percaya diri tampil diatas catwalk berjalan berlenggak lenggok bak seorang peragawati dihadapan orang ramai, meskipun itu dilakukan hanya terbatas pada komplek perumahan tempat tinggalnya si Keriting Ratu Syaqila.
Di komplek perumahan tempat tinggalnya si Keriting akan melaksanakan kegiatan Gebyar Festival Ramadhan Mubarak 1444 Hijriyah untuk anak-anak yang diselenggarakan oleh PHBI dan Risma Masjid perumahan tersebut. Diantaranya lomba Tilawatil Qur'an, Tahfidz Qur'an, Busana Muslim, Mewarnai, Adzan, dan lomba membaca Puisi.
Meski lomba itu dikhususkan untuk anak-anak TK dan Sekolah Dasar, namun si Keriting yang masih pra sekolah dan baru tahun depan akan masuk TK, keukeuh ingin mengikuti lomba Fashion Show Busana Muslimah.
Kesibukan yang dilakukan si Keriting dalam rangka menghadapi lomba tersebut cukup merepotkan mama nya. Ia selalu meminta untuk ditunjukkan bagaimana caranya berjalan diatas catwalk, mencoba pakaian terbaik miliknya untuk show nanti sambil membolak balikkan badannya kekiri dan kekanan didepan cermin.
si Keriting Ratu Syaqila tengah berlatih untuk mengikuti lomba Fashion Show Busana Muslim (Sumber: Koleksi pribadi)
"Nak, nanti bukan baju ini lhoo yang dipake, tapi baju muslimah, adek nanti pake hijab," kata mama nya karena melihat si Keriting mencoba sendiri kaos warna hitam dengan rok jean's pendek ditambah aksessories tas kecil yang ia selempangkan dibahunya.
Atas kesibukkan yang dilakukan si Keriting, sang mama pun kadang dibuat menepuk jidatnya sendiri. Bagaimana tidak, saat mengambil baju dari tumpukan baju di almari, membuat seisi lemari tersebut berantakan.
"Adeeeek... jangan asal lempar gitu aja baju nyaaaaa, mama capek tau beresinnya," ucap mama nya si Keriting.
Dan bukan hanya itu, kadang sang mama hanya mampu geleng-geleng kepala saat melihat si Keriting ber-makeup menggunakan makeup mamanya, hingga pernah sekali waktu lipstick sang mama patah menjadi beberapa bagian.
*****
Mengamati tumbuh kembang anak memang proses yang mengharukan dan menyenangkan. Usia lima tahun untuk anak perempuan merupakan fase saat anak senang meniru (observational learning). Anak akan banyak mengamati dan berusaha mengulang kembali apa yang sering dilihatnya.
Mereka akan meniru siapapun sosok yang mereka anggap sebagai role model. Bisa orangtua, kakak, atau tokoh idola yang mereka lihat di televisi atau pun media lainnya.
Sehingga tak heran, ketika anak perempuan di usia tersebut melihat Mama nya setiap hari menggunakan makeup di depannya, ia pun jadi penasaran dan ingin mencoba hal yang sama seperti yang mama nya lakukan.
Apalagi jika anak perempuan kita menjadi tahu dan mulai meniru kebiasaan kita saat memoles wajah dengan makeup. Hal tersebut dianggap oleh sebagian orangtua sebagai kemajuan kecerdasan anak serta menunjukkan bakat anak. Dan itu benar, keadaan seperti itu di nilai oleh para ahli psikologis anak adalah hal yang wajar, hanya saja kita selaku orangtua harus mampu mengarahkan dan memberikan pengertian bagaimana semesti dan sebaiknya.
*****
Hari yang di nanti oleh si Keriting tiba, lomba baru akan dimulai pukul 10.⁰⁰ pagi, namun sejak bangun tidur si Kriting sudah sibuk minta di dandani sama mama nya.
"Nanti lhooo adek, masih lama waktunya, kalo dandan sekarang nanti makeup nya luntur," kata mama si Kriting sambil mempersiapkan keperluan lomba nanti.
Si Keriting tiba-tiba keluar menuju pintu pagar rumahnya, melongok kearah panggung lomba yang memang tak jauh dan terlihat dari halaman rumah.
Tak lama berselang, terdengar langkah lari si Keriting memasuki halaman rumahnya kembali.
"Sudah rame kawan-kawan mah, Farel juga udah siap, nanti Umay terlambat," kata si Keriting melapor kepada mama nya sambil menyebut dirinya Umay yang merupakan panggilan dari nama lengkapnya Ratu Syaqila Humaira.
"Farel kan ikut lomba nya beda sama adek, kalo farel ikut lomba adzan," kata sang mama menjelaskan.
*****
Terdengar dari pengeras suara panitia lomba mulai mengumumkan bahwa lomba akan segera dimulai. Si Keriting semakin gelisah dan memaksa sang mama untuk segera mendadaninya.
Kemudian sang mama mulai memoleskan makeup dan memakaikan si Keriting busana muslim (setcel) dengan setelan celana panjang berwarna pink salem, di kombinasikan sepatu kets dengan warna yang sama.
Setelah semuanya dirasa cukup, dengan sebelumnya sang mama memberikan instruksi kepada si Keritik layaknya seorang pelatih, kemudian mereka menuju lokasi lomba.
Si Keriting mendapat nomor peserta tujuh, masih cukup waktu untuk sang mama mengulangi instruksinya dan sesekali memperagakan dan meminta si Keriting untuk mengulangi gaya berjalannya.
"Sekarang tiba giliran untuk naik keatas panggung dengan nomor peserta tujuuuh!" suara lantang panitia terdengar dari atas panggung.
Bak peragawati profesional si Keriting mulai menunjukkan aksinya dengan berjalan berlenggok diatas panggung yang juga berfungsi sebagai catwalk sambil melemparkan senyum kekanan dan kiri, sesekali berputar, melambaikan tangan, serta menyematkan kedua tangan didepan dada sambil sedikit membungkuk. Adegan ini dilakukan dua kali, lalu kembali menuruni panggung.
Tepuk tangan meriah dari penonton yang hadir, yang hampir seluruhnya adalah penghuni komplek perumahan.
si Keriting Ratu syaqila tengah diatas panggung yang juga berfungsi sebagai catwalk (Sumber: Koleksi foto pribadi).
Karena peserta lomba lebih dari sepuluh orang, dan setelah panitia melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang telah panitia tetapkan berupa; Keserasian usia peserta dan busana yang dikenakan sesuai dengan tema. Keserasian gerakan dengan musik yang mengiringi, serta Kelincahan, keluwesan dan ekspresi peserta, maka panitia lomba menetapkan lima orang peserta untuk maju kebabak final, termasuk si Keriting.
Kemudian panitia memberi kesempatan kepada para mama dan peserta lomba untuk mempersiapkan ulang termasuk mengulangi makeup yang memang rata-rata sudah mulai luntur oleh lelehan keringat, apalagi disaat menunggu dan selesai lomba babak pertama tadi anak-anak ada yang bermain berlarian dengan teman-temannya.
*****
Sudah menjadi hal yang umum apabila ada keramaian dikampung atau komplek perumahan si Keriting, maka lokasi akan didatangi oleh para pedagang keliling mainan anak-anak. Mereka membawa banyak jenis mainan, ada alat masak-masakan, boneka, maket rumah-rumahan, dan lain sebagainya.
Disudut tempat agak jauh dari panggung, tepatnya diluar area lomba, nampak mamanya si Keriting sedang kewalahan merayu si Keriting agar menghentikan tangisnya. Makeup yang telah dipoles ulang menjadi berantakan oleh air mata.
"Iya nak, nanti pasti mama beliin, adek sekarang diem dulu jangan nangis, ini makeup jadi kacau begini, sebentar lagi giliran adek yang naik panggung," rayu sang mama. Namun si Keriting bukan menghentikan tangisnya, melainkan malah semakin memperkeras suara tangisnya.
Sementara panitia telah memanggil sebanyak tiga kali terhadap peserta dengn nomor tujuh.
"Duuuh, kacau deh!" gumam mamanya si Keriting putus asa.
"Ibu Milaaa, bagaimana dengan putrinya, apakah bisa melanjutkan show nya?" tanya panitia kepada mamanya si Keriting.
Mila, mamanya si Keriting akhirnya memutuskan dengan memberi isyarat melambaikan tangan sebagai tanda untuk tidak mengikuti show selanjutnya.
Inilah anak-anak, mood yang mereka miliki begitu cepat berubah, emosi mereka belum seimbang dengan ucapan dan niat nya, hanya lantaran tergoda dan minta dibelikan mainan anak-anak serta tidak bisa disabari dengan kata nanti. Mirisnya ini dilakukan si Keriting saat gilirannya untuk show. Akhirnya si Keriting di diskualifikasi. [Prie]
*****
Satu kata, mantap
BalasHapusMakasih opa aswin π€
HapusSi keriting yg cantik
BalasHapusπππ
HapusCantik, lincah dan gemes....
BalasHapusπππ
HapusSi keriting yang menggemaskan...di tunggu kelanjutan tentang si keriting π
BalasHapusπππ
HapusManissst nyaaaa si Kriwil.....*
BalasHapusπ€£π€£π€£
Hapusmasyaallah.... cantik sekali
BalasHapusπππ
HapusPosting Komentar