ℕ𝕘𝕒𝕛𝕚 𝔻𝕚𝕣𝕚 ~𝕸𝖊𝖒𝖆𝖆𝖋𝖐𝖆𝖓 𝕷𝖊𝖇𝖎𝖍 𝕭𝖆𝖎𝖐 𝖉𝖆𝖗𝖎𝖕𝖆𝖉𝖆 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖑𝖆𝖘~

Seorang laki-laki yang berbeda paham mendatangi Kiai, lalu mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar meluapkan kebenciannya kepada Kiai. Sang Kiai hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apapun.

Setelah lelaki tersebut pergi, si Murid yang melihat peristiwa itu dengan penasaran bertanya, "Mengapa Kiai diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut?"

Beberapa saat kemudian, Kiai bertanya kepada si Murid, "Jika seseorang memberimu sesuatu, tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu?"

"Tentu saja akan tetap menjadi milik si pemberi,” jawab si Murid.

"Begitupula dengan kata-kata kasar itu,” dawuh Kiai. "Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri. Dia tidak menyadari, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia ataupun akhirat. Karena energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup."

Kemudian lanjut Kiai, "Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri."

*****

📷 Ilustrasi: Orang sedang saling memaafkan (Sumber: Pixabay.com)

Menghina orang adalah sebuah perbuatan tercela, dan Allah tidak menyukai hal tersebut. Karena biasanya, orang yang suka menghina dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang bersikap sombong.

Selain itu, menghina adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang menyakiti orang lain, terlebih adalah orang yang menyakiti seorang muslim.

Rasulullah SAW bersabda;

"Mencaci orang Islam (Muslim) adalah perbuatan fasiq dan membunuhnya adalah perbuatan kufur." (HR. Muslim)

Namun sekarang ini banyak orang yang saling menghina satu sama lain, padahal hal tersebut adalah perbuatan dosa. Dan dosa besar tengah menantinya untuk membawanya ke neraka.

Sebaiknya, orang yang mendapat hinaan atau cacian tidak melakukan balasan mencela orang yang menghina dirinya itu. Karena, saat ada orang yang menghina kita justru kita akan mendapatkan pahala.

Seorang salaf pernah berkata: "Jika aku boleh berghibah, maka kedua orangtuakulah yang paling berhak aku ghibahi. Karena hanya mereka berdua yang paling berhak aku serahi kebaikanku."

Salah seorang salaf juga berkata: "Apabila sampai kepadamu perkataan dari saudaramu (berupa celaan) yang menyakitimu, maka janganlah engkau risau. Seandainya perkataan itu benar, maka itu adalah hukuman bagimu yang disegerakan (daripada mendapat hukuman di akhirat). Dan seandainya perkataan itu tidak benar, maka itu akan menjadi pahala bagimu tanpa harus berbuat baik."

📷 Ilustrasi: Orang sedang meminta maaf (Sumber: Pixabay.com)

Sedangkan bagi orang yang menghina tersebut, maka Allah sudah menyiapkan neraka dan siksa baginya. Karena mencela adalah sebuah perbuatan yang dzalim.

Allah berfirman;

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujarat ayat 11).

Dan orang yang mencela itu adalah orang yang sedang memikul kebohongan dan dosa yang sangat besar.

Allah telah menegaskannya;

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab ayat 58)

Untuk itu, jangan suka mencela orang lain. Karena Allah tidak menyukainya dan mereka yang berbuat demikian akan mendapatkan dosa yang begitu besar.

*****
📷 Ilustrasi: Orang sedang meminta maaf (Sumber: Pixabay.com)

Meskipun Allah membolehkan seseorang untuk membalas cacian yang dilontarkan kepadanya dengan yang semisal dengan syarat bukan dia yang memulai, namun seorang muslim berusaha meninggalkan hal ini. Karena Allah memberikan pilihan yang lebih baik dari membalas keburukannya. Apabila ada orang yang mencaci-maki maka kita tidak perlu membalas, bahkan berusaha memaafkannya. Allah ﷻ berfirman;

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

“Jika kalian membalas, maka balaslah yang setimpal, akan tetapi bila kalian bersabar maka itu lebih baik bagi orang-orang yang bersabar.” (QS. An-Nahl: 126)

Jika kita membalas orang yang menzalimi kita, maka kita tidak akan berdosa tetapi kita juga tidak akan mendapatkan pahala. Namun seseorang yang menginginkan pahala, maka dia tidak akan membalas akan tetapi berusaha bersabar. Allahﷻ  berfirman dalam ayat yang lain;

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy-Syura: 40)

Allah ﷻ juga berfirman;

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ الله لَكُمْ

“Maafkan dan ampuni lapangkan dada, apakah engkau tidak ingin diampuni oleh Allah?” (QS. An-Nur: 22)

Dalam ayat yang lain Allah ﷻ juga berfirman;

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ والله يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Allah memuji orang-orang yang memaafkan orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. Ali-‘Imran: 134)

Hendaknya seorang muslim itu menjauhkan lisannya dari mencaci-maki. Seorang muslim hendaknya berakhlak mulia dan menjauhkan dirinya dari kata-kata yang buruk.

Apabila dia bertemu dengan orang yang memiliki kata-kata yang buruk hendaknya tidak meladeninya dan berusaha menjauh darinya karena bergaul dengannya akan mempengaruhinya.

Semoga Allahﷻ  menghiasi lisan-lisan kita dengan kata-kata yang indah terhadap sesama muslim dan menjauhkan kita dari kata-kata yang buruk. [Prie]

*****

Dibaca dari beberapa Sumber:

•https://firanda.com/9591-hukum-membalas-celaan-orang-lain.html

•https://bogorkab.go.id/post/detail/pahala-yang-didapat-bagi-orang-yang-dihina-dan-dicaci

6 Komentar

  1. top markotop
    karena kian faham mka lebih baik diam ya itu lebih baik👍

    BalasHapus
  2. Masyaallah,pencerahannya👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukron 🙏
      Dan terimakasih sudah mengunjungi Blog untuk membaca.

      Hapus
  3. Smg kita jauhkan dari orang2 yg sombong, iri dan dengki, trimakasih tauziah nya, maturnuhun

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama